Siapa yang
tidak pernah melihat belatung? Ya, binatang ini memang kelihatannya sangat
menjijikkan. Bahkan, sebagian dari kita akan lari tunggang langgang saat
melihat belatung karena merasa geli dengan binatang gemuk ini. Dengan gerakannya
yang lambat dan pelan, ini membuat sebagian dari kita semakin merasa takut.
Namun, tahukah
kamu bahwa belatung pun dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk upaya
pembedahan? Apakah ini kedengarannya aneh? Ya. Di Inggris, terapi belatung telah
dikembangkan untuk membantu pasien diabetes yang mengalami luka tak kunjung
sembuh pada bagian tubuhnya, misalnya kaki.
Pihak rumah
sakit telah mengembangkan teknik ini karena mereka berpikir bahwa peralatan
medis tidak dapat menjangkau jaringan yang telah mati dalam tubuh. Bila pasien
diabetes tidak ingin diamputasi kakinya, ia dapat memilih terapi belatung
sebagai salah cara untuk menyembuhkan dan menghilangkan jaringan dalam tubuh
yang telah membusuk.
Belatung ini
diternakkan oleh rumah sakit sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk
membantu upaya bedah untuk pasien tertentu, misalnya diabetes. Langkah awal
yang dilakukan untuk memulai terapi belatung adalah dengan menaruh puluhan
belatung kecil pada kain yang akan digunakan untuk membalut luka yang telah
membusuk.
Selanjutnya
ditunggu sekitar 72 jam atau 3 hari untuk melihat apa yang dilakukan oleh
belatung, apakah mereka telah memakan jaringan atau kulit mati sehingga luka
yang ada bisa terobati. Setelah 3 hari, kain kasa itu pun dibuka dan sekarang
ukuran dari belatung pun bisa membesar sekitar 5x dari ukuran semula. Ini
menandakan bahwa belatung itu telah berhasil memakan jaringan yang busuk dalam
tubuh.
Setelah itu,
luka dibersihkan dari sisa-sisa belatung yang ada agar tidak terjadi infeksi lebih
lanjut. Walaupun terdengar menjijikkan, terapi belatung dapat dijadikan sebagai
salah satu terapi alternatif baru di dunia kedokteran. Memang, tidak semua
orang mau untuk diamputasi bagian tubuhnya. Namun, tidak semua orang mempunyai
kekuatan untuk menjalani terapi belatung ini. Jadi, pilihan pun ada ditangan
pasien.
No comments:
Post a Comment